Ada yang berbeda yang saya rasakan pada IHT kali ini. Peserta yang heterogen, mulai dari guru SD sampai SMA/SMK, juga dihadiri wakil dari Pengawas Sekolah. Pelaksanaannya juga sudah di"daerah"kan, sehingga peserta tidak usah jauh-jauh ke Bandar Lampung. Tentunya itu semua mungkin saya anggap bagian dari efisiensi (atau kalau tidak mau di bilang "ngirit").
Apapun itu, ada hal yang mungkin saya perlu komentari yang mudah-mudahan bisa dijadikan bahan masukan bagi BPPT di lihat dari azas manfaat.
Pertama : Optimalisasi Sarana Training
IHT ini dilaksanakan, tentunya diharapkan tidak saja para peserta lebih memahami IT (baca:Internet), tapi juga dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan IT itu sendiri. Namun pada kenyataannya, para peserta kesulitan dalam mengkoneksikan komputer/laptopnya dengan jaringan internet yang disediakan panitia.
Ini menimbulkan kesan...."sing penting jalan...." Alhasil... banyak peserta yang dibikin frustasi, "galau" dan bagi peserta yang setengah bisa jadi ragu, yang rusak laptopnya, tah ???
Kedua : Optimalisasi Materi Training
Pada kenyataannya, peserta yang hadir ternyata mempunyai basic kemampuan di bidang IT yang cukup beragam. Ada yang bisa, setengah bisa, bahkan ada yang bisa-bisaan.Ini memberi sinyal, jika perekrutan peserta (tidak?) ada kriteria untuk bisa mengikuti kegiatan ini.
Lagi-lagi...alhasil, materi-materi dasar yang seyogyanya (sudah) dikuasai peserta, justru me"lemot"kan speed kegiatan itu sendiri. Materi yang dirasa lebih "maju" akhirnya kebagian durasi yang pas-pasan saja.
Lalu... ada yang berubah ???
Tentunya ini menjadi "PR" buat BPPT dan Disdikpora Lamtim agar seyogyanya bisa mengevaluasi kegiatan serupa dimasa yang akan datang. Apa tidak bisa "diusahakan" untuk menaikkan "cc"..(motor...kali??) (bandwidh?) agar sinyal internetnya tidak "lemot". Atau kerjasama aja dengan operator penyedia modem dengan kompensasi yang bisa dibicarakan...
Tentang Materi IHT ??? ya itu dia.... Perlu menumbuhkan banyak motivasi buat para peserta. Ini masalah kemauan.... Kemauan belajar...kemauan berbagi.... Tapi sekali lagi, apa sebaiknya lebih baik di data dulu, sekolah-sekolah mana yang sudah ber-IT, mana yang setengah IT dan mana sekolah yang belum punya IT.
Jika pemda, dinas, sekolah, dan juga masyarakat (orang tua siswa) tidak men-support keberadaan IT di sekolah..., tentunya sepulang dari pelatihan, para peserta tidak mungkin menginduksikan ilmunya ini ke teman guru yang lain.
Oleh karena itu, saya berharap...mudah-mudahan pelatihan ini tidak berkesan asal jalan, asal proyek selesai..., namun perlu di follow_up-i...
Mudah-mudahan..... Bravo IT Lampung Timur !!!!
